1. Pengertian Adil
Adil menurut bahasa Arab disebut dengan kata ‘adilun, yang berarti sama dengan
seimbang. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, adalah diartikan tidak berat sebelah,tidak
memihak,berpihak pada yang benar,berpegang pada kebenaran, sepatutnya, dan
tidak sewenang-wenang. Dan menurut ilmu akhlak ialah meletakan sesuatu pada
tempatnya, memberikan atau menerima sesuatu sesuai haknya, dan menghukum yang
jahat sesuai haknya, dan menghukumyang jahat sesuai dan kesalahan dan
pelanggaranya.
Secara Bahasa
Adil Berasal dari bahasa arab yang berarti proporsional, tidak berat sebelah,
jujur Secara Istilah
ada beberapa makna antara lain: menempatkan sesuatu pada tempatnya.
Menurut Al Ghozali adil adalah
keseimbangan antara sesuatu yang lebih dan yang kurang
Menurut Ibnu Miskawaih keadilan
adalah Memberikan sesuatu yang semestinya kepada orang
yang berhak terhadap sesuatu itu.
Adil itu menempatkan sesuatu pada tempatnya, Kata
adil dilawankan dengan kata dzalim yaitu menempatkan sesuatu yang bukan pada
tempatnya.
Adil
adalah memberikan hak kepada orang yang berhak menerimanya tanpa ada
pengurangan, dan meletakkan segala urusan pada tempat yang sebenarnya tanpa ada
aniaya, dan mengucapkan kalimat yang benar tanpa ada yang ditakuti kecuali
terhadap Allah swt saja.
Islam
memerintahkan kepada kita agar kita berlaku adil kepada semua manusia
Allah
SWT berfirman: “Hai
orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar menegakkan
keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu
bapak dan kaum kerabatmu .” (An-Nisa’: 135)
Dalil tentang adil
”Dan Allah Telah meninggikan langit dan
dia meletakkan neraca (keadilan).8. Supaya kamu jangan melampaui batas
tentang neraca itu.9. Dan Tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan
janganlah kamu mengurangi neraca itu.”. (QS. Ar-Rahman:7-9)
“Sesungguhnya kami Telah mengutus
rasul-rasul kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan Telah kami turunkan
bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan
keadilan. dan kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan
berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan
supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya
padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (QS. Al-Hadidi:25)
“Dan apabila kamu
berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil kendatipun dia adalah kerabat(mu).” (QS. Al-An’âm : 152)
“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kalian orang
yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, biarpun terhadap
diri kalian sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabat kalian. Jika ia kaya
ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kalian
mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kalian
memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah
adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjaan.” (QS. An-Nisâ` : 135)
“Hai orang-orang
yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan
(kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.
Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah
kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mâ`idah : 8)
“Dan di antara
orang-orang yang Kami ciptakan ada umat yang memberi petunjuk dengan hak, dan
dengan yang hak itu (pula) mereka menjalankan keadilan.” (QS. Al-A’râf : 181)
“Dan aku diperintahkan supaya berlaku adil di antara
kalian.”
(QS. Asy-Syûrô: 15)
Perilaku adil, sebagaimana disinggung di muka, merupakan salah satu tiket untuk mendapat kepercayaan orang; untuk mendapatkan reputasi yang baik. Karena dengan reputasi yang baik itulah kita akan memiliki otoritas untuk berbagi dan menyampaikan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran dengan orang lain (QS Ali Imran 3:104). Tanpa itu, kebaikan apapun yang kita bagi dan sampaikan hanya akan masuk ke telinga kiri dan keluar melalui telinga kanan. Karena, perilaku adil itu identik dengan konsistensi antara perilaku dan perkataan (QS As Saff 61:3).
Perilaku adil, sebagaimana disinggung di muka, merupakan salah satu tiket untuk mendapat kepercayaan orang; untuk mendapatkan reputasi yang baik. Karena dengan reputasi yang baik itulah kita akan memiliki otoritas untuk berbagi dan menyampaikan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran dengan orang lain (QS Ali Imran 3:104). Tanpa itu, kebaikan apapun yang kita bagi dan sampaikan hanya akan masuk ke telinga kiri dan keluar melalui telinga kanan. Karena, perilaku adil itu identik dengan konsistensi antara perilaku dan perkataan (QS As Saff 61:3).
PENTINGNYA KEADILAN
Islam sangat menekankan sikap adil dalam segala aspek kehidupan. Allah
SWT memerintahkan kepada umat manusia supaya berprilaku adil, baik
kepada Allah SWT, dirinya sendiri maupun orang lain. Al Qur'an
memandang bahwa keadilan merupakan inti ajaran Islam yang mencakup semua
aspek kehidupan. Prinsip keadilan yang dibawa Al Qur'an sangat
kontekstual dan relevan untuk diterapkan kedalam kehidupan beragama,
berkeluarga dan bermasyarakat.
2. Karakteristik Sikap Adil
Islam
mengajarkan bahwa semua orang mendapat perlakuan yang sama dan sederajat dalam
hukum. Dalam Islam , tidak ada diskriminasi hukum karena perbedaan kulit,
status social, ekonomi, atau politik . Al-Qur'an secara spesifik menegaskan perilaku adi, yaitu :
- Keadilan dalam menetapkan hukum (QS. An-Nisa' 58)
- Keadilan memberikan hak kepada orang lain (QS. An Nahl 90)
- Keadilan dalam berbicara (QS. Al An'am 152)
- Keadilan dalam kesaksian (QS. An-Nisa' 135)
- Keadilan dalam pencatatan utang (QS. Al Baqarah 282)
- Keadilan dalam mendamaikan perselisihan (QS. Al Hujurat 9)
- Keadilan dalam menghadapi orang yang tidak disukai (QS. Al Maidah 8)
- Keadilan dalam memberikan balasan (QS. Al Maidah 95)
- Keadilan dalam menetapkan hukum (QS. An-Nisa' 58)
- Keadilan memberikan hak kepada orang lain (QS. An Nahl 90)
- Keadilan dalam berbicara (QS. Al An'am 152)
- Keadilan dalam kesaksian (QS. An-Nisa' 135)
- Keadilan dalam pencatatan utang (QS. Al Baqarah 282)
- Keadilan dalam mendamaikan perselisihan (QS. Al Hujurat 9)
- Keadilan dalam menghadapi orang yang tidak disukai (QS. Al Maidah 8)
- Keadilan dalam memberikan balasan (QS. Al Maidah 95)